Setelah menjalani perawatan intensif selama empat hari di RS Polri Kramatjati, penahanan tersangka Nunun Nurbaeti akhirnya dibantarkan. Artinya selama menjalani rawat inap, Nunun tidak terhitung menjalani masa tahanan.
"Kita putuskan untuk dibantarkan terhitung hari ini," kata Kabiro Humas KPK, Johan Budi, saat dihubungi Jumat (16/12) pagi.
Johan belum dapat memastikan sampai kapan pembantaran terhadap Nunun. "Tergantung hasil pemeriksaan dokter Rumah Sakit Polri dan juga dokter KPK," ujar Johan.
Pembantaran (stuiting) bagi tahanan yang dirawat inap di rumah sakit diatur dalam pasal 7 ayat 1 huruf d dan J KUHAP. Pembantaran dilakukan agar masa tahanan tersangka tidak habis selama menjalani perawatan di rumah sakit. Setelah pembantaran selesai, tenggat waktu penahanan berjalan kembali dan dihitung sesuai ketentuan KUHAP.
Nunun dilarikan ke rumah sakit saat menjalani pemeriksaan di markas KPK pada Senin (12/12) lalu. Tekanan darah istri mantan Wakapolri Adang Daradjatun itu mendadak tinggi dan membuatnya hampir pingsan. Awalnya Nunun dirawat di RS MMC Kuningan lalu kemudian dirujuk ke RS Polri atas permintaan KPK.
Nunun ditetapkan sebagai tersangka pemberi suap kepada anggota Komisi Keuangan DPR periode 1999-2004 sejak Februari 2011 lalu. Pemilik PT Wahana Esa Sembada itu diduga sebagai pihak yang mendistribusikan cek perjalanan kepada para anggota dewan lewat eks bawahannya, Arie Malangjudo. Pemberian cek sebagai imbalan agar Miranda Swaray Goeltom dimenangkan sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia pada tahun 2004.
Setelah sempat buron, Nunun yang mengaku sakit lupa akut akhirnya tertangkap di sebuah rumah di kawasan Saphan Sun, Bangkok, Thailand, pada 7 Desember lalu. Selama menjadi buronan, sosialita asal Sukabumi itu diduga mendapatkan perlindungan dari pihak-pihak yang memiliki jaringan bisnis dengannya.
Subyek: nunun nurbaeti 
Fri Dec 16, 2011 4:05 pm
